Dear Mr. Gagan,
Sekedar saran dan info dr saya, untuk tidak melakukan kemauan oknum darmais, apalagi memikirkannya. Project cr untung2an alias akal2 an aja dr recruiter tsb. dimanapun tetap sama klu semua hal menyangkut test dll adl bukan urusan pelamar,melainkan perusahaan yg menawarkan offer/kerja.
asumsikan selalu: yang butuh siapa? mmg dunia kerja diindo tdk sedang bagus2nya, tp cobalah tuk berpikir, apasih definisi dr kerja? untuk siapa? dan siapa yg membutuhkannya?
asumsi mayoritas disini kan, orang kerja karena butuh uang. dan krn terdesak keluarkan uangpun tdk mslh asal bs dpt kerja. ini asumsi yg kebanyakan orang tanam di kepala mereka kebanyakan. Untuk perbandingan saja Mr. gagan, klu saya kerja krn perusahaan butuh kemampuan saya, dan saya butuh kerjaan itu yg bagi saya merupakan hal yg seru dikehidupan se-hari. jd disini bs dikatakan bahwa kedua pihak adl saling membutuhkan. bukan yg satu memanfaatkan yg lainnya.
jgn kan tuk test, alat tulis dan keperluan lainpun hrs disediakan perusahaan tsb. ini yg saya th dr pengalaman saya disini. selama di eropa interview dikota mana aja tetap sama, bahkan perusahaan2 disana menanggung biaya transport kedatangan smpi detail, misal start dr train, taksi sampai jemput di lokasi. dan semua biaya yg dikeluarkan sblmnya akan ditransfer kembali via bank.
apa yg coba atau sedang dilakukan rs darmais adl pembodohan yg benar2 membuat mereka benar2 transparan sgt bodoh. disini bs dilihat bagaimana qualitas rs tsb. dan saya yakin tentu Mr. gagan tdk biarkan adiknya tuk jadi bagian dari mereka bukan?
Ada baiknya hal spt ini di luaskan melalui media ini dan lainnya, shg para recruiter rs tsb sadar kalau semua mata tertuju kpd mereka atas tindakannya yg sgt bodoh, trs sgt memalukan lagi. inilah yg disebut technology informasi dimanfaatkan tuk kepentingan yg baik.
Maaf ya para Kollega klu kepanjangan, ngga sudi nih di zaman susah diindo ttg kerja, eh malah memanfaatkan situasi tsb tuk makin mejerumuskan ke situasi yg lbh buruk lagi. krn begini, jika mereka berhsl sprti ini, maka akan jd contoh yg buruk dan memberi kesempatan pd pihak lain tuk melakukan hal yg sama. lha wong: yg penting ada masukan, begitu pikirnya. akhirnya hal sprti bodoh makin menjadi lbh bodoh lagi disini.
Lain jika rs darmais adl sebuah agen tenaga kerja. itupun fee tidak juga ditanggung oleh pelamar, tp user/perusahaan yg menggunakan jasa agen tsb. dan urusan selanjutnya mengenai biaya A, B, dan C, itu jg bukan urusan pelamar, sekli lagi antara kesepakatan agen dan user yg membutuhkan.
Ada baiknya rs darmais jg memberitahu masyarakat bahwa kini mereka juga membuka 1 department/agen penyalur tenaga kerja. jd pelamar tidak salah kaprah/salah pengertian.
Ruud van Nistelrooij baru aja lulus tes kesehatan di real madrid, dan semua th biaya test dan kesehatan adl urusan pihak real, bukan si ruutdje. ini tuk contoh simple.
intinya, klu th sstu yg salah, tuk apa dilakukan? mungkin rs darmais sebut pelamar = pasien, tp klu realita, justru mereka hny kelompok pengemis. pengemis garang krn memeras. pengemis kan byk typenya.
sekian dan salam
dzakievgnii imaduizzadzakiev1709@yahoo.com wah.....itu udah nggak bener, namanya test apa aja buat masuk jadi karyawan itu sudah jadi tanggungan perushaan.
gini aja, joba adeknya suruh minta keputusan management RS darmain kl segala test utnuk menjadi pegawai ditanggung sama calon pegawai tersebut.
buat RS Darmais: mohon koreksi pelaksanaan recruitment karyawan !!!!!!!!!!
sebelum jatuh berbagai korban pemerasan
salam
dzki
"Paulus Gagan G." <gagan@centrin.net.id> wrote:
Dear all,
Aku curiga, pelamar2 ini dikerjain oleh oknum RS Darmais, yg mungkin dikejar target sales supaya jualannya (jasa/service cek-up, psikotes etc) laku. Bisa dibayangkan, 700 rb dikalikan jumlah pelamar, wah ratusan juta tuh. Tapi kalaupun biaya ini hanya dikenakan bagi pelamar yang sudah lolos seleksi wawancara, tetap tidak fair. Seharusnya seluruh prosedur seleksi dibiayai oleh perusahaan pencari tenaga kerja, bukan oleh pencari kerja.
Salam,
Gagan
Dear All,
Jaman sekarang memang susah ya cari kerja... tapi kebetulah adikku beberapa hari yang lalu dapat panggilan di RS Darmais di bagian admin, sebagai anak yang belum pernah bekerja, tentu senang sekali mendapat panggilan di RS yang ternama.
Seperti biasa.... prosedur penerimaan pegawai juga di lakukan oleh RS tsb, hanya saja untuk psikotes, dan tes kesehatan para pelamar dikenakan biaya.... setiap tes @rp 200 rb ... total Rp 700 rb, Mereka menganggap kalau pelamar = pasien ... waduuuhhh ,,,,,,,, itupun belum tentu diterima ...... dan bila diterima gaji yang di dapatkan UMR untuk 3 tahun pertama dengan status percobaan, berikut nya baru jadi pegawai tetap.
Saya kaget juga sih dengarnya, soalnya saya belum pernah tes kerja mengeluarkan duit... dan kita kerja untuk cari duit kan ? lalu, bukankah psikotes, tes kesehatan di tanggung dengan kantor yang bersangkutan...... apa sekarang sudah berbeda ya ? Mohon maaf bila opini saya berbeda dan apakah perkembangan dunia kerja sudah seperti itu..... ?
Bila memang demikian mungkin saya akan membolehkan adik saya untuk membayar, tapi kok tetep gak rela ya... hare' gene 700 ribu... weleh-weleh
Maaf bila curhatnya kepanjangan
Rgds
ESTI